Model Pembelajaran Make A Match

Model Pembelajaran  Make A Match – Model Pembelajaran berdasarkan Joyce & Weil dalam Huda, (2013 : 73), beropini bahwa “Model pembelajaran sebagai rencana atau contoh yang sanggup dipakai untuk membentuk kurikulum, mendesaian materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang kelas atau di setting yang berbeda.” Model pembelajaran sanggup dijadikan contoh pilihan, artinya para guru boleh menentukan model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Pengertian Model Pembelajaran Make A Match
Model pembelajaran make a match (mencari pasangan) dikembangkan oleh Lorn Curran pada tahun 1994 pada model ini siswa diminta mencari pasangan dari kartu, Aqib Zainal (2013 : 23 )
Menurut Tarmizi dalam Novia (2015 : 12 ) menyatakan bahwa model pembelajaran make a match artinya siswa mencari pasangan setiap siswa menerima sebuah kartu ( sanggup soal atau jawaban) kemudian secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.
Penerapan model ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan tanggapan atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang sanggup mencocokan kartunya diberi poin.


Langkah–langkahnya :

Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran make a match berdasarkan Aqib zainal (2013 : 23 ) yaitu sebagai berikut:


  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)
  2. Setiap siswa menerima satu kartu dan memikirkan tanggapan atau soal dari kartu yang dipegang
  3. Siswa mencari pasangan yang memiliki kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal atau kartu jawaban).
  4. Siswa yang sanggup mencocokan kartu nya sebelum batas waktu diberi poin
  5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi biar tiap siswa menerima kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya


Simulasi

Penerapan Model Make a Match Dalam Proses Belajar Mengajar
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan model pembelajaran dilakukan oleh guru dalam menerapkan model make a match dalam proses berguru mengajar Ciandra dalam Novia (2013: 18). Adapun tahap–tahap tersebut antara lain:


Tahap persiapan

Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok siswa. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu- kartu berisi pertanyaan-pertanyaan.

Kelompok kedua yaitu kelompok pembawa kartu-kartu berisi jawaban.

Kelompok ketiga berfungsi sebagai kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut sedemikian sehingga berbentuk karakter u upayakan kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua.

Tahap penyampaian
Jika masing–masing kelompok telah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar  kelompok pertama dan kedua  bergerak mencari pasangan nya masing–masing sesuai pertanyaan atau tanggapan yang terdapat dikartunya. Berikan kesempatan pada mereka untuk berdiskusi, diskusi dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi jawaban.

Penampilan hasil
Pasangan yang telah terbentuk wajib membuktikan pertanyaan dan tanggapan kepada kelompok penilai. Kelompok penilai kemudian membaca apakah pasnagan pertanyaan tanggapan itu cocok, sesudah evaluasi simpulan dilakukan, aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penilai. Sementara kelompok penilai pada sesi pertama dibagi menjadi dua kelompok sebagian anggota memegang lembar pertanyaan dan sebagian lagi memegang lembar tanggapan kemudian posisikan mereka menyerupai karakter u. Guru kembali membunyikan peluitnya kemudian pemegang kartu pertanyaan dan tanggapan bergerak mencari pasangan nya. Maka setiap pasangan membuktikan hasil kerja kepada penilai.


Kelebihan model make a match yaitu sebagai berikut :

  1. Mampu membuat suasana aktif dan menyenangkan
  2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
  3. Mampu meningkatkan hasil berguru siswa mencapai taraf ketuntasan belajar
  4. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
  5. Kerja sama antar siswa terwujud dengan dinamis
  6. Munculnya dinamika bersama-sama yang merata diseluruh siswa


Kelemahan-kelemahan model make a match yaitu sebagai berikut :

  1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melaksanakan kegiatan
  2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan hingga siswa terlalu banyak bermain – main dalam proses pembelajaran
  3. Guru perlu persiapan materi dan alat yang memadai
  4. Pada kelas yang jumlah murid nya banyak jikalau kurang bijaksana maka akan mengakibatkan keributan.


Dalam menyebarkan dan melaksanakan model make a match, guru selalu memperlihatkan bimbingan dan pengarahan dalam banyak sekali kesempatan biar tidak terjadi keributan didalam kelas. Memotivasi siswa menjadi cuilan penting untuk menumbuhkan kesadaran pada diri siswa terhadap keseriusan dalam proses berguru mengajar, serta muncul dinamika kelompok yang akan membuat siswa aktif.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-make-match/
diedit oleh Blogger.

Semoga bermanfaat.

Related : Model Pembelajaran Make A Match

0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Make A Match"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)