Model pembelajaran kooperatif khususnya mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua penerima didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan logis, analitis, sistematis, deritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.
Dalam membelajarkan matematika kepada penerima didik, apabila guru masih memakai model pembelajaran usang dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke penerima didik, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga menjadikan penerima didik merasa jenuh dan tersiksa, oleh alasannya yaitu itu dalam membelajarkan matematika kepada penerima didik, guru hendaknya lebih menentukan banyak sekali variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tetapi berdasarkan Eggen dan Kauchak dalam Wardhani (2005).
Model pembelajaran yaitu pedoman berupa aktivitas atau petunjuk taktik mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran, pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda dan jikalau memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menuntaskan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Kelebihan :
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata, siswa akan mempersiapkan diri secara maksimal untuk menerima giliran.
Kekurangan :
Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran nilai tergantung pada individu yang menghipnotis nilai sobat lain.
Dari segala kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan penulis berharap berguru matematika sudah tidak dianggap pelajaran yang menjenuhkan.
Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis membuatkan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan), silih asih (saling menyayangi), dan silih asuh (saling tenggang rasa) antar sesama siswa sebagai latihan hidup dari dalam masyarakat nyata.
Dalam membelajarkan matematika kepada penerima didik, apabila guru masih memakai model pembelajaran usang dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke penerima didik, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga menjadikan penerima didik merasa jenuh dan tersiksa, oleh alasannya yaitu itu dalam membelajarkan matematika kepada penerima didik, guru hendaknya lebih menentukan banyak sekali variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tetapi berdasarkan Eggen dan Kauchak dalam Wardhani (2005).
Model pembelajaran yaitu pedoman berupa aktivitas atau petunjuk taktik mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran, pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menuntaskan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Terkhusus model pembelajaran tipe kartu arisan. Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan. Menurut Kamus Bashasa Indonesia arisan yaitu kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang lalu diundi diantara mereka untuk menentukkan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan disebuah pertemuan secara terjadwal hingga semua anggota memperolehnya.Model pembelajaran kooperative tipe kartu arisan ini memakai media kartu, teladan media kartu yang dipakai dalam metode ini yaitu sebagai berikut :
Model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan yaitu suatu taktik pembelajaran yang tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan waktu bergiliran secara bergantian.
- Buat kartu (10x10 cm) sebanyak jumlah siswa untuk menulis jawaban.
- Buat kartu (5x5 cm) sebanyak jumlah siswa untuk menulis soal.
- Wadah atau daerah untuk meletakkan kartu-kartu.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
- Bentuk kelompok orang secara heterogen.
- Kertas tanggapan bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas.
- Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, lalu salah satu yang jatuh diberikan biar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
- Apabila tanggapan benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
- Setiap tanggapan yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
Kelebihan :
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata, siswa akan mempersiapkan diri secara maksimal untuk menerima giliran.
Kekurangan :
Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran nilai tergantung pada individu yang menghipnotis nilai sobat lain.
Dari segala kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan penulis berharap berguru matematika sudah tidak dianggap pelajaran yang menjenuhkan.
Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis membuatkan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan), silih asih (saling menyayangi), dan silih asuh (saling tenggang rasa) antar sesama siswa sebagai latihan hidup dari dalam masyarakat nyata.
0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Kartu Arisan"